Rabu, 07 Desember 2011

Demam Dengue / Demam Berdarah Dengue

Demam Dengue / Demam Berdarah Dengue

                         Oleh: Lettu Ckm(K) dr.Sri Wulan Dhari       

Epidemiologi 
Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke-18.
Faktor-faktor yang dinilai mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat kompleks, yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yg tinggi (2) Urbanisasi yg tidak terencana dan terkendali (3) Tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis.
Pola berjangkit infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban udara. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap daerah.

Aedes Aegypti
            Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengueA.aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.

Ciri-ciri Morfologi
            Nyamuk A.aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan warna tubuh hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan. Di bagian punggung tubuhnya tampak dua garis melengkung vertical di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini.


Perilaku dan Siklus Hidup
            A.aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina, karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Nyamuk kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari.

Pengendalian Vektor
            Cara yang hingga saat ini dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vector.
            Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur.
·       Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi
·    Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur
·        Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur

Tanda dan Gejala
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan athralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, berbintik. Selain itu sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk.
Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita ataupun keluarga, yang harus segera konsultasi ke dokter apabila penderita mengalami demam tinggi selama 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Sesudah masa tunas/inkubasi selama 3-15 hari orang yang tertular dapat mengalami atau menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
1.    bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2. dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3.  Demam Berdarah Dengue/ DBD gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis / mimisan ), mulut, dubur dan sebagainya.
4.    dengue syok sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita penyakit demam berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter, puskesmas atau RS.

Pengobatan
            Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif, yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Jenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, air the manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Jika hal itu tidak dapat dilakukan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka penambahan dengan cairan infus mungkin diperlukan. Transfusi trombosit dilakukan jika jumlah trombosit menurun drastis.


-Red-

0 komentar:

Posting Komentar